Setiap daerah tentu memiliki logo yang menjadi ciri daerah tersebut, salah satunya Kabupaten Cianjur. Kabupaten di Provinsi Jawa Barat ini memiliki logo sugih mukti yang menjadi identitasnya.
Kabupaten Cianjur merupakan satu dari 27 kabupaten atau kota di Jawa Barat dan dikenal sebagai Tatar Santri. Lalu, apa makna dibalik logo kabupaten Cianjur ini? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Apa Arti Sugih Mukti
Pada logo atau lambing kota Cianjur, terdapat kata ‘Sugih Mukti’ di bagian bawahnya. Jadi, apa arti sugih mukti pada lambang tersebut? Motto sugih mukti ini memiliki makna subur dan makmur.
Makna subur ini dapat menjadi sebuah harapan agar tanah Cianjur selalu subur karena pasalnya, Cianjur merupakan kota di pegunungan dimana lahan pertanian tanaman pangan dan hortikultura, peternakan, perikanan, perkebunan serta kehutanan menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat Cianjur.
Dengan tanah yang subur, maka hasil pertanian, peternakan serta perikanan dapat melimpah sehingga menjadikan masyarakatnya makmur.
Logo Sugih Mukti
Lambang atau logo sugih mukti kabupaten Cianjur berupa perisai yang melambangkan ketangguhan fisik serta mental. Berikut adalah makna dari setiap komponen dalam lambang atau logo sugih mukti:
File Name : Logo Sugih Mukti PNG – IfoxSoft.Com
Size : 109 Kb
Format : PNG
Download : Google Drive
Perisai, lambang kabupaten Cianjur berbentuk perisai | Melambangkan ketangguhan fisik serta mental |
Warna dasar kuning emas, perisai tersebut berwarna dasar kuning emas | Melambangkan kehidupan yang abadi |
Gunung, gunung berwarna hijau pada logo sugih mukti | Melambangkan kesuburan |
Hamparan biru, menunjukkan air | Yang melambangkan ketaatan dan kesetiaan |
Dua padi bersilang, masing-masing padi berbutir 17 dan berwarna kuning | Melambangkan ketentraman serta dinamika kehidupan masyarakat yang dijiwai oleh semangat proklamasi kemerdekaan RI 17 agustus 1945 |
Simpul pita berwarna kuning di bagian bawah perisai | Melambangkan kesatuan dan persatuan |
Sugih mukti pada simpul pia merupakan motto kabupaten Cianjur | Yang melambangkan kesejahteraan. |
Babasan Sugih Mukti Artinya
Peribahasa atau babasan sugih mukti artinya subur dan makmur dengan harapan tanah Cianjur senantiasa subur sehingga hasil pertanian dan peternakan berlimpah dan membuat masyarakatnya hidup makmur.
Selain motto tersebut, Cianjur juga memiliki filosofi, yaitu Ngaos, Mamaos dan Maen Po yang dapat mengingatkan kita terhadap tiga aspek keparipurnaan hidup. Makna masing-masing filosofi tersebut adalah:
1. Ngaos
merupakan tradisi mengaji masyarakat Cianjur yang mewarnai suasana dan nuansa Cianjur yang lekat dengan keberagamaan. Citra daerah agamis ini sudah ada sejak lahirnya Cianjur sekitar tahun 1677 dimana wilayah Cianjur dibangun oleh para ulama dan santri tempo dulu dan sangat gencar dalam mengembangkan syiar Islam.
Karena itulah, Cianjur sempat dijuluki sebagai Kota Santri. Ketika melihat Cianjur tempo dulu sebelum masa kemerdekaan, kekuatan perjuangan membela kemerdekaan tumbuh dan bergolak di berbagai pondok pesantren.
Banyak pejuang yang meminta doa restu dari para kyai sebelum ke medan perang. Mereka akan merasa semakin percaya diri untuk bertempur di medan perang setelah mendapatkan restu dari kyai.
2. Mamaos
merupakan seni budaya yang menggambarkan kehalusan budi dan rasa yang menjadi perekat persaudaraan serta kekeluargaan dalam pergaulan hidup.
Seni mamaos tembang sunda Tembang Cianjuran merupakan hasil cipta, rasa serta karsa Bupati Cianjur R. Aria Adipati Kusumahningrat, beliau dikenal dengan sebutan Dalem Pancaniti dan menjadi dalem tatar Cianjur pada tahun 1834-1863.
Seni mamaos terdiri dari alat kecapi indung atau kecapi besar dan kecapi rincik atau kecil serta suling yang mengiringi panembanan atau juru.
Syair pada mamaos ini umumnya lebih banyak mengungkapkan puji-pujian akan Tuhan yang maha besar dengan segala ciptaan-Nya.
3. Maen Po
Merupakan kesenian bela diri pencak silat yang menggambarkan keterampilan serta ketangguhan. Pencipta sekaligus yang menyebarkan kesenian Maen Po adalah R. Djadjaperbata yang dikenal juga dengan nama R. H. Ibrahim.
Aliran ini memiliki ciri permainan rasa, yaitu sensitivitas atau kepekaan dalam membaca segala gerak lawan ketika anggota badan mereka saling bersentuhan. Dalam kesenian bela diri Maen Po dikenal ilmu Liliwatan (Penghindaran) serta Peupeuhan (pukulan).
Itulah beberapa hal yang perlu kamu ketahui mengenai logo sugih mukti yang merupakan lambang kabupaten Cianjur.